Sesulit apa pun situasinya, kita bisa belajar dari seorang tukang kayu.

Musibah lain menyusul di tahun yang sama, sang istri meninggal dunia setelah melahirkan anak keempat.
Ole kini harus membesarkan anak-anaknya seorang diri.
Meski tak mudah, situasinya perlahan-lahan membaik. Lima tahun berselang, usahanya sudah begitu berkembang hingga mampu mempekerjakan beberapa karyawan.
Saat itulah, terjadi kejatuhan bursa saham Wall Street di Amerika yang memicu krisis: Depresi Besar 1929.
Ribuan bank bangkrut, perusahaan tutup, dan jutaan pekerja menganggur. Dampaknya juga dirasakan di Denmark.
Orang-orang dipaksa berhemat. Uang dibelanjakan hanya untuk keperluan makan dan minum.
Tak ada lagi yang memesan perabotan kayu dari Ole Kirk.
Waktu terus berjalan. Ole benar-benar sudah berhenti membuat furnitur meskipun, tentu saja, dia tetaplah seorang tukang kayu.
Pada 1932, Ole mulai membuat mainan dari kayu. Dia percaya, anak-anak tetap perlu mainan, bahkan di tengah krisis ekonomi.

Ole memahat mainan sederhana. Bebek kecil dengan roda, kereta api mini, yo-yo, dan berbagai mainan lainnya.
Awalnya, mainan kayu buatan Ole hanya dijual di desa-desa sekitar. Tapi, lambat laun, reputasinya menyebar.
Toko-toko mainan di Kopenhagen mulai memesan produk dari bengkel kecil milik Ole.
Tahun 1934 menjadi turning point penting. Ole memutuskan memberi nama resmi untuk perusahaan mainannya.
Dia mengombinasikan dua kata Denmark: leg (bermain) dan godt (baik), menjadi: LEGO.
Dari tempat sepi yang hampir tidak punya nama itulah Ole Kirk Kristiansen membangun pabrik mainannya.
Tempat itu: Billund.
Kalaupun nama itu saya bold, italic, underline, belum cukup mampu menyaingi nama LEGO di ingatan semua orang.
Bagi Ole sendiri, nama LEGO punya makna filosofis. Dia ingin karyanya bisa bikin anak-anak “bermain dengan baik”, bukan cuma buat bersenang-senang tapi juga belajar, berkreasi, dan mengembangkan imajinasi.

Ole sangat serius dengan itu.
Pada tahun 1942, ketika Perang Dunia II sedang berkecamuk, bencana lain datang.
Di suatu malam, api lagi-lagi melalap bengkel dan pabrik LEGO. Kali ini lebih parah dari kebakaran pertama di tahun 1924.



Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
1 Komentar
-
Benny Fx
Cara kirim artikel?